Ilmawanti; " />
Detail Cantuman Kembali

XML

Pengaruh Metode SPOES dan Murottal Terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum Di RSIA Masyita Makassar


Masa post partum (puerperineum) merupakan masa atau waktu bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim, sampai enam minggu berikutnya. Selama fase tersebut, pentingnya perawatan untuk pemulihan secara fisik dan psikologis termasuk proses menyusui atau laktasi (Nurrizzka, 2019). Air Susu Ibu sangat penting bagi bayi dan menjadi makanan terbaik dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Pemberian ASI ekslusif dikatakan berhasil sangat ditentukan pada saat ASI pertama kali diberikan pada hari pertama kelahiran. ASI yang belum keluar menjadi kendala berlangsungnya ASI ekslusif. (Widhiani et al., 2019). Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa pemberian ASI ekslusif berhasil di hari pertama kelahiran.
Metode yang dilakukan yaitu secara sistematis, mulai dari observasi, pengumpulan data, wawancara, dan analisis data. Penatalaksanaan tera[I SPOES dan murottal diberikan selama 3 hari berturut-turut.
Hasil analisis data pada 2 klien menunjukkan beberapa diagnosis keperawatan yaitu menyusui tidak efektif, nyeri akut, gangguan pola tidur dan gangguan mobilitas fisik. Pemberian terpai dengan metode SPOES dan murottal sebagai salah satu intervensi yang bisa digunakan dalam mengatasi diagnosis utama yaitu masalah menyususi tidak efektif. Kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi kasus yang dilakukan menyatakan bahwa penerapan terapi SPOES pada pada kedua klien dengan masalah menyusui tidak efektif menunjukkan produksi ASI membaik setelah diberikan intervensi selama 3 kali dalam 3 hari. Dengan demikian, dapat diiindikasikan bahwa penerapan yang diberikanyaitu terapi metode SPOES kepada klien dengan masalah menyusui tidak efektif dapat membantu dalam produksi ASI yang lebih baik.

Masa post partum (puerperineum) merupakan masa atau waktu bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim, sampai enam minggu berikutnya. Selama fase tersebut, pentingnya perawatan untuk pemulihan secara fisik dan psikologis termasuk proses menyusui atau laktasi (Nurrizzka, 2019). Air Susu Ibu sangat penting bagi bayi dan menjadi makanan terbaik dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Pemberian ASI ekslusif dikatakan berhasil sangat ditentukan pada saat ASI pertama kali diberikan pada hari pertama kelahiran. ASI yang belum keluar menjadi kendala berlangsungnya ASI ekslusif. (Widhiani et al., 2019). Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa pemberian ASI ekslusif berhasil di hari pertama kelahiran.
Metode yang dilakukan yaitu secara sistematis, mulai dari observasi, pengumpulan data, wawancara, dan analisis data. Penatalaksanaan tera[I SPOES dan murottal diberikan selama 3 hari berturut-turut.
Hasil analisis data pada 2 klien menunjukkan beberapa diagnosis keperawatan yaitu menyusui tidak efektif, nyeri akut, gangguan pola tidur dan gangguan mobilitas fisik. Pemberian terpai dengan metode SPOES dan murottal sebagai salah satu intervensi yang bisa digunakan dalam mengatasi diagnosis utama yaitu masalah menyususi tidak efektif. Kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi kasus yang dilakukan menyatakan bahwa penerapan terapi SPOES pada pada kedua klien dengan masalah menyusui tidak efektif menunjukkan produksi ASI membaik setelah diberikan intervensi selama 3 kali dalam 3 hari. Dengan demikian, dapat diiindikasikan bahwa penerapan yang diberikanyaitu terapi metode SPOES kepada klien dengan masalah menyusui tidak efektif dapat membantu dalam produksi ASI yang lebih baik.

Masa post partum (puerperineum) merupakan masa atau waktu bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim, sampai enam minggu berikutnya. Selama fase tersebut, pentingnya perawatan untuk pemulihan secara fisik dan psikologis termasuk proses menyusui atau laktasi (Nurrizzka, 2019). Air Susu Ibu sangat penting bagi bayi dan menjadi makanan terbaik dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Pemberian ASI ekslusif dikatakan berhasil sangat ditentukan pada saat ASI pertama kali diberikan pada hari pertama kelahiran. ASI yang belum keluar menjadi kendala berlangsungnya ASI ekslusif. (Widhiani et al., 2019). Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa pemberian ASI ekslusif berhasil di hari pertama kelahiran.
Metode yang dilakukan yaitu secara sistematis, mulai dari observasi, pengumpulan data, wawancara, dan analisis data. Penatalaksanaan tera[I SPOES dan murottal diberikan selama 3 hari berturut-turut.
Hasil analisis data pada 2 klien menunjukkan beberapa diagnosis keperawatan yaitu menyusui tidak efektif, nyeri akut, gangguan pola tidur dan gangguan mobilitas fisik. Pemberian terpai dengan metode SPOES dan murottal sebagai salah satu intervensi yang bisa digunakan dalam mengatasi diagnosis utama yaitu masalah menyususi tidak efektif. Kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi kasus yang dilakukan menyatakan bahwa penerapan terapi SPOES pada pada kedua klien dengan masalah menyusui tidak efektif menunjukkan produksi ASI membaik setelah diberikan intervensi selama 3 kali dalam 3 hari. Dengan demikian, dapat diiindikasikan bahwa penerapan yang diberikanyaitu terapi metode SPOES kepada klien dengan masalah menyusui tidak efektif dapat membantu dalam produksi ASI yang lebih baik.





Ilmawanti - Personal Name
NONE
Text
Indonesia
UIN Alauddin Makassar
2025
UIN Alauddin Makassar
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
Ilmawanti. (2025).Pengaruh Metode SPOES dan Murottal Terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum Di RSIA Masyita Makassar.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd