Detail Cantuman Kembali
DETERMINAN SOSIAL BUDAYA KEJADIAN STUNTING PADA SUKU MAKASSAR DI KECAMATAN TURATEA KABUPATEN JENEPONTO
ABSTRAK
Menurut WHO, prevalensi balita pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat
jika prevalensinya 20% atau lebih. Karenanya persentase balita pendek di
Indonesia masih tinggi. Prevalensi balita stunting di 24 Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015 menunjukkan bahwa Kabupaten
dengan prevalensi balita stunting terbesar yaitu Kabupaten Jeneponto dengan
persentase 47,3%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
determinan sosial budaya kejadian stunting pada suku makassar di Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan etnografi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam
dengan teknik snowballing sampling. Jumlah informan sebanyak 21 orang yang
terdiri atas 2 informan kunci dan 19 informan utama. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sosial budaya perawatan kehamilan yang masih dipercaya
dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat suku Makassar di
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto adalah upacara 7 bulanan atau disebut
juga dengan upacara adat Appasilli. Ibu hamil di Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto juga menghindari atau pantang makan buah berwarna kuning, sepeti
nanas, pisang, dan papaya. Mereka percaya bahwa mengkonsumsi buah tersebut
dapat mengakibatkan sesuatu atau malapetaka untuknya dan si calon bayi,
sedangkan untuk penolong persalinan, Ibu masih memeriksakan kehamilannya di
layanan kesehatan, namun sebagian dari informan jika merasakan sakit perut
masih percaya dengan adanya dukun. Dalam pola asuh dan pola makan keluarga,
peran pengasuhan Ibu sangatlah minim, ada perbedaan antara jenis makanan yang
dikonsumsi keluarga dengan makanan yang sering dikonsumsi oleh anak dengan
status gizi stunting. Tidak adanya ASI Esklusif, dan makanan pendamping ASI
yang diberikan terlalu dini juga menjadi faktor pemicu terjadinya stunting pada
suku Makassar di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Disarankan bagi
Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, agar sebaiknya berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah Kota Jeneponto dan juga Puskesmas Kecamatan Turatea untuk
pelaksanaan promosi kesehatan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang sosial budaya kejadian stunting dan pentingnya pola asuh dalam hal
keberagaman jenis makanan, ASI esklusif dan MP-ASI.
Kata Kunci: Stunting, Sosial Budaya, Pola asuh dan Pola Makan Keluarga
Nurjanna - Personal Name
Kes 439
Kes 439
CD-ROM
Indonesia
2019
Kesehatan Masyarakat
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
Nurjanna. (2019).DETERMINAN SOSIAL BUDAYA KEJADIAN STUNTING PADA SUKU
MAKASSAR DI KECAMATAN TURATEA KABUPATEN JENEPONTO.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd