Detail Cantuman Kembali
PERILAKU PENYELAM PADA KEJADIAN DEKOMPRESI SUKU MAKASSAR
Pekerjaan penyelaman mempunyai tingkat risiko bahaya yang sangat tinggi. Kecerobohan dalam mentaati peraturan keselamatan kerja dapat berakibat fatal berupa kecacatan menetap seumur hidup. Penyelam tradisional pencari hasil laut dibeberapa wilayah pesisir Indonesia (wilayah pesisir) masih banyak yang menggunakan kompresor sebagai alat bantu penyelaman dan pengganti alat selam scuba dan salah satu efek yang nyata dari penyelaman adalah penyakit Dekompresi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku penyelam pada kejadian dekompresi suku Makassar. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi realis serta pengambilan sampel menggunakan snowball sampling pada penyelam di Pulau Lae-lae kota Makassar.
Hasil penelitian dari Aspek Pengetahuan penyelam suku Makassar dengan kejadian dekompresi mereka mengatakan bahwa penyakit dekompresi terjadi karena kedalaman menyelam dan waktu menyelam yang tidak sesuai dengan standar penyelaman yang benar, Pengetahuan sebelum menyelam (cuaca, arah angin, ombak) pengetahuan informan mengenai hal tersebut sangat berpengaruh pada saat melakukan penyelaman, pengetahuan saat menyelam (merokok, obesitas, dan minum alkohol) informan mengatakan bahwa merokok tidak berpengaruh namun obesitas dan alkohol berpengaruh pada kejadian dekompresi, pengetahuan setelah menyelam (cara naik kepermukaan dan keluhan yang dirasakan) cara naik kepermukaan sama halnya dengan cara turun yaitu berhenti sejanak dan keluhan yang dirasakan berupa panas seluruh tubuh dan telinga mendengung. Aspek Sikap dan tindakan penyelam suku Makassar sebelum menyelam sikap informan tidak melihat hal tersebut, informan tetap melanjutkan aktivitas sebagai penyelam dan diwujudkan melalui tindakan sesuai dengan falsafah suku Makassar “kualleangi tallanga na toalia” yang artinnya “lebih baik mati tenggelam dilautan dari pada pulang tidak mendapat apa-apa. Sikap informan saat menyelam tidak sesuai dengan standar penyelaman yang benar dan diwujudkan melalui tindakan dan sikap informan setelah menyelam setuju dengan hal tersebut dan diwujudkan melalui tindakan. Pencegahan dekompresi yang dilakukan penyelam suku Makssar sebelum terkena dekompresi ialah merendam diri dilaut sebelum berangkat menyelam dan Pencegahan setelah terkena dekompresi ialah terapi air laut. Aspek Kepercayaan yaitu melakukan ritual mabbaca-baca sebelum menyelam dengan menyiapkan pisang, nasi dan dupa . Aspek Ketersediaan SDM kesehatan, di Pulau Lae-lae telah ada program UKK, tetapi masih kurang tenaga kesehatan (K3) yang ada di Puskesmas tersebut. Aspek Dukungan keluarga yang didapatkan oleh penyelam yang terkena dekompresi yaitu dukungan emosional atau non material berupa saran dan motivasi.
Kata Kunci : Perilaku, Penyelam, Dekompresi, Suku Makassar, Kepercayaan.
NURBAUNA - Personal Name
SKRIPSI KES431
SKRIPSI KES431
Text
Indonesia
perpustakaan FKIK
2020
LOADING LIST...
LOADING LIST...
APA Citation
NURBAUNA. (2020).PERILAKU PENYELAM PADA KEJADIAN DEKOMPRESI SUKU MAKASSAR.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd